itu dia....
kali ini aku harus berani, nggak mungkin aku terus-terusan diam dan menunggu. Sadar Liv, ini bukan dongeng yang sering kamu baca waktu TK. Kamu bukan snow white yang sedang menunggu si prince charming. kamu juga bukan cinderella yang tiba-tiba bisa ketemu pangeran karena sihir. kamu harus maju sendiri, tanpa ibu peri yang siap mengayun tongkatnya. ayo Liv! kamu pasti bisa. batinku terus mendorongku untuk maju.
itu dia....
berdiri disana, menatap langit sambil berjalan pelan.
itu dia...
Nicholas, cowok yang selama ini menyita perhatian, waktu dan pikiranku. yang tak lain adalah teman main satu sandbox ku, aku memainkan boneka bintang dan dia robot. waktu itu, waktu umurku masih 4 tahun. aku tetangganya tapi kemudian aku pindah rumah dan sekarang aku kembali lagi kesini. ke rumahku yang dulu. tapi Nicholas, dia lupa siapa aku. maksudku kita saling melupakan satu sama lain sampai suatu hari...
"Liv, beliin bunda gula ya setengah kilo!". "Oh, iya bun." aku berjalan ke warung dekat rumahku. disana ada seorang ibu-ibu yang sedang membeli pewangi, "Eh, Livia udah gede ya?" siapa sih? batinku. "Eh iya tante." "inget nggak kamu kan dulu suka main di sandbox sama Nicholas. sekarang dia juga satu sekolah sama kamu. tuh dia." ibu-ibu itu menunjuk ke arah seorang cowok yang sedang bersepeda. Oh, Nicholas yang itu. dia inget nggak ya sama aku.
Kenyataannya dia memang nggak inget sama aku, entah kenapa. huh. aku jadi inget waktu dulu sama dia sering nyanyiin lagu bintang kejora. ya, sekarang aku harus berani. dia harus inget sama aku.
"Hai."
"Umm, hai?"
"Kamu Nicholas kan?"
"Iya, kamu siapa ya?"
"Kamu lupa?"
"Iya sumpah kamu siapa sih?"
"Tunggu."
Ku tarik tangan Nicholas ke taman, menuju ke sandbox. taman sepi sekali karena langit mendung. tidak ada siapa pun.
"Ngapain nih? kamu siapa?"
"udah liat aja."
Lalu aku mengajaknya duduk di sandbox yang sekarang sepertinya agak sempit. dulu sepertinya disini luas. aku mengeluarkan boneka bintangku yang sudah lusuh sekali sekarang. Lalu aku diam sebentar.
"apa sih maksudnya?"
"Dengerin aku."
"Oke"
"ku pandang langit penuh bintang bertaburan....
berkelap-kelip seumpama intan berlian...
tampak sebuah lebih terang cahayanya
itulah bintangku
bintang kejora
yang indah selalu....."
berkelap-kelip seumpama intan berlian...
tampak sebuah lebih terang cahayanya
itulah bintangku
bintang kejora
yang indah selalu....."
"Livia?"
"Hahahahahaha. iya ini aku, temen main kamu di sandbox!"
"Livia! ya ampun aku lupa sama kamu, maaf!"
"Hehehe."
"Abis sekarang kamu tambah cantik sih, nggak kayak dulu rambut dikuncir dua bawa-bawa dot kemana-mana."
"Hahahaha, kamu juga udah nggak seitem dulu."
1-6-2009
"Hahahahahaha. iya ini aku, temen main kamu di sandbox!"
"Livia! ya ampun aku lupa sama kamu, maaf!"
"Hehehe."
"Abis sekarang kamu tambah cantik sih, nggak kayak dulu rambut dikuncir dua bawa-bawa dot kemana-mana."
"Hahahaha, kamu juga udah nggak seitem dulu."
1-6-2009
cerita ga jelas banget. kalo orang nulis cerpen kayak gini semua, gimana masa depan dunia sastra indonesia!!!!!!!!!
BalasHapus